Mahasiswa Internasional UNY Belajar Prosesi Pernikahan Adat Jawa
Submitted by admin on Sat, 2015-09-19 09:03
Jumat (18/9/2015) - Mahasiswa internasional program Darmasiswa dan KNB Universitas Negeri Yogyakarta yeng berjumlah 25 orang mengikuti kelas budaya tentang pernikahan jawa yang kala itu bertepatan dengan diadakannya serangkaian upacara adat pernikahan putri dari Ibu WR IV, Prof. Suwarsih Madya. Prosesi pernikahan dimulai dengan acara siraman pengantin perempuan dan laki-laki. Acara ini berlangsung dari pukul 13.00 sampai dengan 17.00 WIB di kediaman Ibu Prof. Suwarsih Madya, di Seyegan, Sleman, Yogyakarta.
Acara pernikahan tersebut sangat ‘kental’ dengan budaya dan adat Jawa, setiap prosesi adat dilaksanakan dan diikuti dengan sangat khidmat dan sakral. Acara dimulai dengan sungkeman, yakni calon mempelai wanita melakukan sungkem sebagai bukti permohonan doa restu pernikahan mereka kepada orang tua. Upacara Siraman yang berlaku untuk calon pengantin pria dan wanita ini merupakan suatu lambang dan harapan agar calon pengantin menjadi suci, bersih dan bercahaya. Perlengkapan yang rnenyertai rangkaian upacara siraman juga merupakan suatu lambang yang masing-masing mempunyai makna yang sangat mendalam. Misalnya kembang setaman yang ditaburkan ke dalam air yang akan dipakai untuk siraman mengandung arti agar keharuman yang dimiliki bunga siraman tersebut akan meresap ke tubuh calon pengantin hingga menjadi harum tubuhnya dan kelak dapat membawa keharuman nama keluarga di tengah masyarakat. Sedangkan konyoh manca warna: mengandung arti bahwa dengan lima macam konyoh yang digosok-gosokkan ke tubuh pada saat siraman maka diharapkan bermacam-macam cahaya bersinar menjadi satu dan meresap kc dalam tubuh calon pengantin sehingga tampak cantik dan mempesona.
Sementara dua butir kelapa Hijau tua yang diikat menjadi satu mengandung makna agar kelak kedua mempelai selalu hidup rukun dan tetap hidup berdampingan sampai akhir hayat.
Para mahasiswa terkesan dengan acara tersebut. “Di Negara saya tidak ada acara seperti ini. Orang menikah hanya mengucap janji dan berpesta”, tutur salah satu mahasiswa Darmasiswa. Mereka juga tak lupa pula mereka mengabadikan setiap momen dengan kamera. (Riris)