Pendidikan di Indonesia dan di Hongaria

Dasar pendidikan di Indonesia sama seperti di seluruh dunia. Setiap siswa ikut sekolah selama 12 tahun sebelum wisuda, dan mulai bekerja atau masuk universitas. Sistem ini di Indonesia mempunyai tiga tingkat sekolah. Pertama adalah Sekolah Dasar (SD). Di sini murid-murid belajar tentang dasarnya pengetahuan biasa, seperti matematika, bahasa Indonesia dan lain lain. Anak biasanya masuk SD berumur 7 tahun, dan murid SD di Indonesia biasanya belajar selama 6 tahun di sini. Setelah itu mereka masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di sini mereka belajar tentang hal baru dan membuat pengetahuan mereka tentang hal-hal yagn dasar lebih dalam lagi. Sekolah ini biasanya tiga tahun. Setelah tiga tahun ini adat iga tahun lagi di sekolah tingkatan berikut, bernama Sekolah Menengah Akhir (SMA). Murid-murid di sini belajar lagi, dan mereka juga siapkan untuk ujian nasional.

Sambil belajar di SMA mereka harus memutuskan mereka mau masuk universitas apa dan di sana mau belajar tentang apa. Yang tidak mau masuk universitas tidak belajar di SMA tetapi belajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Si sini siswa-siswi akan belajar sebuah profesi, dan setelah wisuda mereka akan langsung bekerja. Untuk 3 macam sekolah ini juga ada versi sekolah keagamaan. Kalau murid mau belajar tentang agama dia akan masuk ke sekolah keagamaan yang khusus untuk mengajar agama. Dia akan naik tiga tingkatan yang sama tetapi selalu fokus terhadap agama. Namanya semua ini di tingkatan dasar adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), di tingkatan menengah pertama Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan di tingkatan menengah akhir Madrasah Aliyah (MA) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Sekolah-sekolah tersebut untuk anak-anak beragama Islam, tetapi juga ada sekolah untuk agama lain. Namun sekolah sekolah ini biasanya masuk kategori SD, SMP atau SMA/SMK, hanya pendidikan agamanya tidak tentang Islam tetapi tenatang agama lain.

Untuk saya seperti orang berasal dari Hongaria, sistem ini sangat asing. Di negara saya sistem pendidikan sangat berbeda. Pertama tama di sana hanya ada dua tingkatan sekolah, yaitu sekolah dasar, dan sekolah menengah. Sekolah menengah hanya satu dan tidak jadi dibagi dua. Panjangnya belajar di sebuah sekolah itu juga berbeda. Di sekolah dasar murid-murid biasanya belajar selama 8 tahun, dan ada banyak mata kuliah. Setelah itu sekolah menengah biasanya selama 4 tahun. Jadi di Hongaria sekolah itu juga 12 tahun tetapi hanya dibagi di antara dua sekolah, dan tidak tiga. Kalau siswa mau bisa dengan cara lain juga. Ada SD yang hanya 6 tahun dan setelah itu bisa masuk sekolah menengah yang 6 tahun juga. Juga bisa hanya belajar 4 tahun di SD dan 8 tahun di sekolah menengah. Jadi ada pilihan tetapi yang paling tradisional dan paling sering digunakan itu sistem 8 tahun SD dan 4 tahun sekolah menengah. Kalau mau dengan sistem yang lain itu juga susah cari sekolah karena kurikulum biasanya dibagikan dengan 8 tahun Sd dan 4 tahun sekolah menengah.

Perbedaan yang lain itu pendidikan agama. Di Indonesia di setiap sekolah ada pendidikan agama. Di Hongaria siswa-siswi bisa pilih di antara sekolah biasa (negeri maupun swasta) dan sekolah gereja. Di sekolah biasa tidak ada pendidikan agama. Dan sebenarnya paling banyak sekolah di Hongaria adalah sekolah negeri da nini berarti paling banyak siswa di Hongaria tidak belajar tentang agama. Jika keluarga siswa mau anaknya belajar agama mereka harus daftar ke sekolah gereja. Kurikulumnya sekolah gereja hampir sama dengan sekolah negeri, hanya murid di sini belajar agama juga. Karena sejarah agama di Hongaria, sekolah gereja ada tiga macam. Ada sekolah gereja Katolik, sekolah gereja Kalvinis (yang sama dengan Kristen di Indonesia) dan sekolah gereja Lutheran (yang merupakan semacam Kristen juga tetapi aliran yang lain). Jadi walaupun siswa-siswi belajar selama 12 tahun di Indonesia dan di Hongaria juga hanya hal ini yang sama. Sistem pendidikannya dua negara ini sangat berbeda. Áron Laki, Hungaria Peserta Darmasiswa 2014 dan 2015 Kelas Lanjut