Milovy Mariel Ramos

Itu di Juli 2014 ketika saya mendapat berita bahwa saya diterima sebagai mahasiswa Indonesia. Di antara universitas di mana saya bisa belajar, saya sangat senang mengatahui bahwa saya akan pergi ke Jogjakarta. Saya sangat bersemangat untuk tinggal di Yogya dan belajar di salah satu universtas terbaik di Indonesia – yaitu Universitas Negeri Yogyakarta atau UNY. Dikenal sebagai kota pendidikan, saya merasa benar-benar beruntung berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Selain pemandangan di Jogja, apa yang saya temukan paling menarik adalah orang-orang di Jogja. Orang-orang dari Yogya membuat waktu saya di Indonesia adalah saat-saat yang  tak terlupakan. Tanpa mereka, waktu saya di Indonesia mungkin biasa. Tambahan lagi, melalui mereka, saya belajar bagaimana lebih menghargai budaya dan tradisi Indonesia. Hampir setiap orang Indonesia yang saya temui di Yogya hormat dan baik - selalu bersedia membantu saya dengan cara apapun yang mereka bisa. Relawan BIPA dari UNY membantu saya menemukan kost  dan membantu saya membeli barang yang saya butuhkan misalnya. Mereka pada dasarnya membantu saya setiap kali saya punya masalah. Dalam lain situasi, setiap kali saya naik Transjogja contohnya, semua orang saya bertanya ingin membantu saya ketika saya menanyakan arah. Hal yang sama ketika saya berjalan dan kadang-kadang tersesat. Saya juga menghargai bagaimana orang Indonesia pada umumnya jujur. Pada awalnya, saya terkejut bahwa ketika makan di rumah makan atau warung, Anda dapat makan dulu dan kemudian membayar nanti. Itu adalah salah satu tanda orang di Yogya jujur. Selanjutnya, saya suka bagaimana orang-orang juga menunjukkan tindakan kebaikan dengan mengatakan salam seperti , " selamat pagi " atau " hati hati" . Atau bagaimana setiap orang selalu mengatakan " makasih " "permisi, dan" " maaf ". Karena itu, saya berfikir orang di Jogja adalah ramah dan didekati. Akhirnya , saya percaya orang di Jogja sopan . Kesopanan mereka bisa dirasakan ketika mereka memanggil orang lain dengan " mbak" " bu " , " mas " dan " pak " seperti itu. .
Bagi saya, budaya Yogyakarta adalah orang-orangnya . Jika saya diberi kesempatan untuk pergi ke Indonesia lagi, saya pasti akan memilih Yogya dan UNY. Yogya dan UNY bukan hanya tempat di mana saya belajar bahasa Indonesia , tetapi tempat di mana saya belajar lebih tentang kehidupan. Yogya dan UNY bukan hanya sebuah tempat di mana saya mengunjungi tempat-tempat wisata, tetapi tempat di mana saya menghargai budaya dan tradisi negara lain. Yogya dan UNY bukan hanya sebuah tempat di mana saya bertemu orang-orang baru, namun terutama  tempat di mana saya mempunyai  teman-teman. Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih kepada UNY, Yogyakarta dan orang-orangnya untuk berbagi budaya mereka dengan saya. Suatu hari nanti, saya berharap untuk membalas kebaikan semua orang yang membuat pengalaman saya di Jogja luar biasa - dosen, tutor, ibu kost, petugas KI, teman-teman dan sahabat. 
Saya Milovy Ramos, berasal dari Filipina, adalah mahasiswa darmasiswa di UNY dan saya bangga pernah tinggal dan mencintai Yogya, sebuah tempat yang saya pertimbangkan sebagai ruma kedua.