MENGENALKAN BUDAYA GAMELAN KEPADA MAHASISWA ASING

Gamelan merupakan salah satu alat musik tradisional yang masih sangat dilestarikan keberadaannya. Tidak sedikit penyelenggaraan acara dimeriahkan dengan pertunjukkan gamelan, terutama di pulau Jawa. Gamelan sendiri juga merupakan budaya yang sangat dibanggakan oleh Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia tentunya kita harus ikut serta dalam melestarikannya, salah satunya yaitu dengan cara mensosialisasikan gamelan termasuk ke warga asing.Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan selaku penanggung jawab atas mahasiswa asing yang belajar Bahasa dan Budaya Indonesia di UNY mengadakan workshop gamelan dengan tujuan melestarikan kebudayaan Indonesia. Workshop ini diadakan pada hari Kamis dan Jumat, 12, 13, 19 dan 20 Oktober 2017 di Lab. Karawitan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY. Tepat pukul 14.00 workshop yang diikuti oleh 36 mahasiswa asing ini dimulai dengan memperkenalkan terlebih dahulu alat instrument apa saja yang termasuk di dalam gamelan, yaitu ada kendang, bonang, bonang penerus, demung saron, kethuk, gong, dan lain-lain. Setelah itu mereka diajarkan notasi-notasi yang digunakan pada setiap alat. 

Setelah pengenalan alat secara singkat tersebut, mahasiswa asing diberikan kesempatan untuk memainkan instrument gamelan. Dengan bantuan Pak Bambang dari Seni Tari FBS selaku instructor dan para tutor BIPA, mereka mencoba memainkan gending lancaran. Lalu setelah dirasa cukup mahasiswa asing diminta untuk bertukar  alat dengan temannya guna mereka bisa memainkan tidak hanya satu jenis alat instrument. Workshop dilanjutkan dengan mencoba memainkan lagu Suwe Ora JamuSejumlah 36 mahasiswa internasional yang berasal dari 23 negara terlihat sangat antusias belajar gamelan. Valentina salah satu mahasiswa asing dari Italia ini mengatakan bahwa gamelan adalah instrument yang sangat menarik karena orang Indonesia sangat menghargai gamelan yang menciptkan harmoni yang sangat indah bila dimainkan secara bersamaan. Selain itu dia juga mengungkapkan bahwa instrument gamelan sangat erat kaitannya dengan wayang, tarian dan nyanyian, “Wayang can’t exist without gamelan, and vice versa. So it’s a complete art. We become instrument of that ‘spirit’ that drive us to play and help musicians to stay together and interact listening each other.(Dewi)