Mahasiswa Internasional Menikmati Alam Gunung Kidul

Acara Culture Camp yang diselenggakan selama dua hari, yakni pada 30 & 31 Oktober 2015 kemarin berlangsung meriah. Dengan mengambil lokasi di Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul, acara yang diselenggarakan oleh BIPA UNY ini bertujuan untuk menyatukan dan mengakrabkan seluruh mahasiswa internasional tahun 2015 ini. Mahasiswa internasional tersebut berasal dari program Darmasiswa, Kemitraan Negara Berkembang, Transfer Kredit dari Yunnan University of Nationalities dan Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS).

Di hari pertama Culture Camp, peserta disambut dengan alunan gejug lesung ‘Mugio Laras’ yang dimainkan warga desa wisata Nglanggeran. Acara disusul dengan workshop membatik topeng. “Lihat, saya bisa membuatnya dengan rapi,” ujar Nusree, salah satu peserta culture camp yang merupakan mahasiswa asal Thailand.

Agenda berikutnya yaitu aneka lomba, meliputi lomba makan krupuk, pukul air, dan tarik tambang. Okita Hiroki, peserta Darmasiswa asal Jepang, begitu menikmati kegiatan outdoor ini. “Saya senang bisa mencoba pukul air dan tarik tambang,” ujarnya. Setelah itu, mahasiswa diajak bagaimana cara bertani dan menangkap ikan di kolam, tak jauh dari tempat diadakannya lomba.

Hari kedua Culture Camp diisi dengan tracking ke gunung nglanggeran sembari diadakan beberapa game – game sederhana untuk memeriahkan suasana. Setelah turun dari gunung, mahasiswa diajak mengenal buah kakao serta cara pembuatan dodol kakao dan aneka cemilan lain dari buah kakao.

Sebelum acara usai, para peserta sempat sejenak menjajal wahana permainan flying fox, yang terletak tak jauh dari tempat pembuatan dodol. “Permainannya asik, saya tidak takut” ungkap Diana, salah satu panitia Culture Camp sekaligus tutor Bipa UNY.

Tak lupa, Wakil Rektor UNY Bidang IV, Prof. Suwarsih Madya, Ph. D, mengungkapkan “Kegiatan Culture Camp ini bertujuan untuk memperkenalkan Local Wisdom, terutama yang ada di desa Nglanggeran ini”. Tak lupa, beliau juga mengutarakan harapannya agar para peserta yang merupakan mahasiswa internasional tersebut dapat beradaptasi dengan budaya masyarakat di sana, kemudian dapat menceritakannya kepada rekan mereka saat mereka kembali ke negara masing – masing. (Wulan)