Education-Culture Mobility Programme, UNY-UiTM

Bulan Desember ini menjadi bulan yang sangat bermakna bagi Universitas Negeri Yogyakarta terutama bagi Mawapres (Mahasiswa Berprestasi) Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2016. Mengapa? Karena pada tanggal 13-20 Desember 2016, Mawapres Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2016 berkesempatan untuk sit in ke luar negeri yaitu Malaysia. Program ini diikuti oleh semua Mapres dari masing-masing fakultas baik program Sarjana maupun Diploma. Tahun ini, kami, para Mawapres, berkesempatan untuk  mengenal dan belajar di Universiti Teknologi MARA (UiTM) yang beralamat di Shah Alam, Selangor, Malaysia. Program ini dinamakan Education-Culture Mobility Programme karena tujuan kami selain untuk belajar tentang sistem pendidikan di UiTM, kami juga belajar mengenai budaya yang telah tertanam di UiTM pada khususnya dan warga negara Malaysia pada umumnya.

 Selama 8 hari kegiatan, kami diterima dan dibantu oleh mahasiswa, jajaran dekan, serta dosen di Fakulti Sains Gunaan, UiTM. Banyak kegiatan yang telah kami lakukan selama di sana mulai dari pengenalan dan observasi langsung kampus UiTM, mengikuti seminar Food Innovation and Product Development, berkunjung ke tempat-tempat bersejarah seperti Islamic Museum, Putrajaya, dan Melaka, kemudian mengenal keindahan bangunan dan budaya, serta yang terpenting adalah mengenal dan mengikuti pembelajaran di UiTM.

Salah satu kegiatan yang paling berkesan untuk kami adalah ketika mengikuti perkuliahan bersama mahasiswa dan dosen di UiTM. Lecturer session dilaksanakan di dua kelas secara bergantian yaitu Physics class dan Environment class. Pada Physics class kami mengikuti pembelajaran mengenai vektor, sedangkan pada Environment class kami belajar mengenai Indoor Air Quality Monitoring. Perkuliahan tersebut menjadi berkesan karena kami yang notabene berasal dari latar belakang (study programme) yang berbeda-beda harus mengikuti mata kuliah yang tidak kami dapatkan selama perkuliahan. Hal tersebut menjadi sesuatu yang baru bagi kami dan memberikan pelajaran agar kami senantiasa belajar hal-hal yang baru untuk menambah wawasan serta pengembangan diri.

Hal menarik lainnya selama perkuliahan adalah penggunaan bahasa Inggris pada semua kelas. Meskipun semua mahasiswa adalah warga bumiputera (warga Melayu), namun penggunaan bahasa Inggris sangat ditekankan terutama selama kegiatan perkuliahan karena bahasa Inggris merupakan second language di Malaysia setelah bahasa Melayu. Sehingga semua mahasiswa dituntut untuk mampu menguasai dan memahami bahasa Inggris. Hal tersebut sangat bagus untuk diterapkan karena mengingat persaingan global yang semakin ketat, kami harus mampu bersaing dengan salah satu caranya adalah menguasai bahasa Inggris.

Begitulah sedikit gambaran perkuliahan selama program sit in di UiTM. Kami sangat berharap dapat memberikan kontribusi kepada kampus UNY ini untuk membangun menjadi lebih baik melalui pengalaman dan pembelajaran yang kami dapatkan. (srirahayu)